Translate

Rabu, 01 Januari 2014

Posted by Unknown
No comments | 7:16:00 PM

Berani untuk Kembali kepada Kebenaran

Keberanian itu bermacam-macam. salah satu keberanian yang paling tinggi nilainya adalah berani untuk kembali dari pendapat yang selama ini dia yakini benar, kepada kebenaran yang sesungguhnya. Di antara manusia yang memiliki sifat ini adalah Abdul Hasan al-sy'ari rahimahullah. Beliau dibesarkan di keluarga ayah tirinya yang bernama Abu Ali al-Juba'i. Ayah tirinya itu adalah salah satu ulama terkemuka dalam mazhab Mu'tazilah di masa itu. Abul Hasan al-Asy'ari meneguk ajaran-ajaran Mu'tazilah dan menjadi ulama Mu'tazilah yang disegani. Dia pun menjadi cermin bagi Mu'tazilah dan peletak dasar-dasar dan kaidah-kaidah mazhab tersebut. Dia menulis buku-buku Mu'tazilah yang besar dan berbobot. Sampai suatu ketika, dia mendapati kecacatan dalam dasar mahzab tersebut dan kerancuan dalam pendapat-pendapatnya yang membuatnya tidak lagi tunduk dan melayani mahzab tersebut.

Ibnu Asakir menukil dari beberapa ulama bahwa Asy'ari berkecimpung dalam mazhab Mu'tazilah selama empat puluh tahun. Dia telah menjadi salah satu ulama besar dalam mazhab itu. Sampai pada suatu ketika, dia mengasngkan diri dalam rumahnya selama lima belas hari. Setelah itu, dia datang ke masjid dan menaiki mimbar lalu menyatakan bahwa dia keluar dari mazhab Mu'tazilah dan selruh ajarannya. Dia pun lalu melepas pakaian dan membuangnya. Setelah itu, dia menyerahkan kitab-kitab yang dia tulis selama masa pengasingannya itu, yaitu kitab yang dia tulis dalam mazhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Keberaniannya juga terlihat dalam diskusi-diskusi dan debat-debat yang dia lakukan. Dia selalu mengakui kebenaran lawannya jika memang dia benar. Suatu hari, dia berdebat dengan seorang ulama sehingga dia kalah dalam debat itu. Setelah bedebat salah seorang muridnya menyuguhkan kepadanya kacang kenari dan kembang gula. Dia tidak mengambilnya, tetapi menyuruh muridnya itu untuk memberikannya kepada ulama yang mengalahkannya itu. Kerena menurutnya, dia lebih berhak atas penghoratan tersebut. Hal itu disebabkan orang itulah yag lebih kuat argumentasinya dan lebih sesuai dengan akal.''

Sangat sedikit orang-orang yang tidak suka untuk menang sendiri. Keinginan mereka hanyalah menjelaskan kebenaran. Karena, kebenaran adalah yang sesuatu paling berhak untuk diikuti.

Sumber : Buku karangan Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar terbitan tahun 2012. Jakarta: Gema Insani

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.